
Pernah nggak merasa hidup berada di fase yang sangat nyaman? Semuanya seperti ada di tempat seharusnya. Kalaupun punya rencana besar tinggal jalan yang sudah ada ini dan berdoa semoga rencana besar itu tercapai secepatnya. Semudah itu hidup, sehingga dalam setiap sholatpun kita merasa bahwa ini sarana untuk mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah diberikan.
Slow living, slow thinking..
Biasanya ini adalah keniscayaan manakala kita merasa sudah mendapatkan apa yang kita inginkan. Terutama kalau kita naif (baca: agak bodoh).
Misalnya: kita percaya bahwa pekerjaan kita tidak akan ‘mengkhianati’ kita, kewajiban yang kita kerjakan pasti akan memberikan hak setelahnya. Kita lupa bahwa hubungan kita dan pekerjaan bukan hanya hubungan sangat pribadi, ada aspek-aspek lain yang mempengaruhi, seperti manajemen perusahaan hingga situasi kondisi ekonomi. Misalnya; tadinya semua berjalan lancar-lancar aja sampai akhirnya terjadi missmanajeman dibagian keuangan yang berimbas kita tidak bisa gajian beberapa bulan. Perubahan itu bukan di kita, kita tetap melaksanakan kewajiban kita namun semua tidak berjalan seperti biasa. Sayangnya kita sudah terlanjur slow living, slow thinking..
Contoh lain: dalam hal cinta. Semua berjalan biasa, kita menganggap cinta yang dimiliki sudah berada pada tempat yang tepat bertahun-tahun dilewati tapi Boom!! tiba-tiba dikhianati. atau tiba-tiba harus diakhiri. Pasti rasanya seperti pohon yang usianya sudah bertahun-tahun, sudah kokoh berdiri, berbuah tapi mendadak harus dicabut seakar-akarnya.
Sakit? Pastilaah.. Seperti hancur semuanya. Hidup yang dijalani, mimpi yang dirajut, kepercayaan yang seperti oksigen tiba-tiba harus hilang. Biasanya beberapa hari merasa sesak napas dan lemas. Bayangan tentang kenangan dan prasangka yang nggak berkesudahan menyiksa dan meyakinkan kita bahwa kita tidak seberharga seperti yang kita dengar selama ini. Dengan alasan apapun, dikhianati artinya kita tidak berharga lagi di mata mereka.
Kata kunci ada pada 3 kata terakhir diatas: “di mata mereka”
Mungkin menurutnya kita tidak lagi menarik
Mungkin menurutnya ada yang jauh lebih menantang
Mungkin menurutnya menghabiskan waktu bersama kita tidak senyaman bersama yang lainnya.
Dan kita terpuruk disaat dia menikmati waktu disana.
Ternyata hidup ya begitu itu
Hidup ini terlalu keras untuk orang yang percaya bahwa orang lain dan kita sama
Kalau kita bilang a dan komitmen terhadapnya bukan berarti orang lain akan komitmen juga dengan a mereka
Hidup ini misterius, berharap semuanya akan berjalan seperti hari ini sampai bertahun-tahun nanti adalah ketidakmungkinan yang haqiqi.
Kita mungkin bisa, tapi kalau orang yang diharapkan bisa ternyata mudah menyerah trus kita bisa apa?
Memaksa semuanya untuk kembali belum tentu bisa, toh orang yang diajak sedang bersenang-senang disana. Kalaupun dia bersedia, yakin bukan karena terpaksa? yakin nggak dibohongi lagi?
Trus gimana?
Dalam sesaat kita pasti akan trauma, apalagi sakit ini seperti lagu lama yang diputar lagi. Bedanya ini lebih pelan atau justru lebih kenceng ‘suaranya’.
Jangan lupa bahwa bahwa nggak ada yang pasti. PERUBAHAN pasti terjadi.
Bisa jadi saat ini hidup hanya sekedar mengujinya untuk tahu bahwa kitalah yang terbaik untuk mereka.
Percaya aja, selama kita baik, kita pun akan dikenang dengan baik.
Seperti saat badai datang, kita harus berpegangan pada obyek yang kokoh dan bertahan sambil berdoa semoga badainya cepat hilang. Begitupun saat ini. Di saat seperti ini nggak ada yang lebih kokoh dari keyakinan kita atas kehendakNya.
Tetap jadi orang baik, tetap jadi orang yang sama dengan value yang berbeda.
Karena yang berkhianat tuh mereka, bukan kita. Jangan salahin diri sendiri, bukan kita yang salah.
Satu-satunya kesalahan kita adalah terlalu percaya pada manusia.
Nggak bisa kita berharap setiap orang akan punya value tentang cinta yang sama dengan kita.
Ada kok orang yang bertahun-tahun bilang cinta tapi semudah itu tergoda, adaa..
Tapi jangan lupa, ada orang yang nggak perlu janji apapun, tapi sekalinya cinta dia bahkan akan menyerahkan ‘hidupnya’ untuk kita.
Pasti ada. Kita mungkin hanya sedang berada di titik koordinat yang salah 🙂
Mulai hari ini, tentukan apa yang boleh dan tidak dilakukan orang terhadap kepercayaanmu, jangan lupa tentukan ‘sanksi’ sehingga kalaupun orang yang sama kembali agar dia tidak main-main lagi.
Termasuk apabila kita masuk ke kehidupan yang baru, cukuplah pelajaran ini menjadi tameng kita dari rasa sakit hati.
Ingat ya, kita berharga, perasaan kita berharga
Di mata orang yang punya value yang sama..