
Kata orang “hati-hati dengan ucapanmu, dia bs saja nanti jadi ‘takdir’ untukmu”.. Sepertinya kejadian nih di saya beberapa bulan ini. Saya masih inget beberapa bulan lalu saya curhat ke teman tentang kewajiban dosen yang belum terpenuhi. Tidak butuh waktu lama, tiba-tiba saya diberi banyak ‘tugas’ yang harus diselesaikan. Dan tenggelamlah saya diantara tugas-tugas tersebut beberapa bulan ini. Nggak sempet nulis-nulis disini lagi. Mau protes rasanya tapi harus menghadapi konsekuensi.. hihihihi
Beruntungnya saya karena selama mengerjakan tugas-tugas ‘ditemani’ oleh sidangnya Sambo. Saya jadi pemirsa setia dari setiap sidang, mulai FS, PC, KM, RR, RE jadi terdakwa sampai ketika mereka bersaksi untuk satu sama lain. Dari sidang demi sidang terlihat jelas karakter manusia. siapa yang jujur karena tobat, siapa yang jujur karena merasa dijebak, siapa yang harus berdusta karena terpaksa, siapa yang bertahan dalam kedustaannya walaupun sudah ‘ditinggal’ teman-temannya dan siapa yang justru tega menjerumuskan ‘teman-temannya’.
Kalau orang-orang sudah jengah melihat drama yang tak berkesudahan ini, saya justru sebaliknya. Saya sangat menikmati setiap proses sidang, seakan semua yang terekam kamera memberi ‘tanda’. Jawaban bukan hanya dari yang terucap, tapi juga yang terlihat. Mata dan ekspresi yakin, takut, was-was, semua ada disana hehe..
Nanti saya coba bahas ya tentang persidangan ini, versi saya pasti.
Sekarang saya mau nonton lagi, karena yang sedang bersaksi saat ini bu Putri Candrawati, saksi mahkota ceuna.. 🙂