Tadi pagi saya mengisi seminar motivasi untuk siswa SMA almamater saya. Yang hadir siswa kelas 10, anak SMA newbie.. hehe. Kebetulan saya rutin mengisi pelatihan public speaking disana namun untuk peserta yang sangat banyak baru ini saya sempatnya.

Materi hari ini saya beri judul The Future is now!. Saya beri gambaran bagaimana hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa depan. Walaupun berbeda namun sesungguhnya tidak ada batas pemisah antara ketiganya. Kapan yang dimaksud dengan masa lalu, masa sekarang dan masa depan antara satu orang dengan lainnya bisa jadi berbeda. Tapi uniknya, yang nyata hanya satu (yaitu masa sekarang), sisanya berbentuk bayangan, baik masa depan ataupun masa lalu. Baik berupa imajinasi ataupun memori.

Tidak ada masa kini tanpa masa lalu sebagaimana tidak ada masa depan tanpa hari ini. Semuanya saling berhubungan walaupun penentuannya bukan harga mati. Peristiwa yang terjadi di masa lalu akan membawa kita pada posisi saat ini namun tidak semua hal yang terjadi di masa lalu juga akan terjadi saat ini. Banyak success story yang bermula dari cerita sedih. Pada akhirnya justru pengalaman dan perjuangan mereka yang banyak dihargai. Sebut saja Steve Jobs hingga Oprah Winfrey. Sejak dari kecil mengalami penolakan, pelecehan bahkan dari orang terdekat yang seharusnya mengayomi, pada akhirnya justru mereka yang ‘menguasai dunia’. Sejatinya tidak ada kegagalan selama kita masih mau mencoba. Hal yang tidak sesuai dengan harapan bukan sebuah kegagalan, namun pembelajaran.

Does failure exist?

Kegagalan itu ada, nyata tapi hanya berlaku untuk orang yang berhenti melangkah. Bayangkan kita bermain maze, berjalan di labirin. Kemungkinan untuk terbentur tembok, menemukan jalan buntu, atau malah berputar-putar dan tidak kunjung menemukan jalan keluar pasti ada. Capek dan kesal juga pasti kita rasakan. Tapi apakah kita gagal saat itu? Tentu saja tidak, karena kemungkinan untuk menemukan jalan keluar masih terbuka lebar. Kita masih bisa menang, menyelesaikan tugas dengan baik. Namun saat kita menyerah, selesailah semua.

Di sisi lain, bagi yang sangat percaya bahwa dalam hidup ini cuma ada dua pilihan: sukses atau gagal dalam setiap langkah, maka artinya setiap orang pasti pernah gagal dan punya jatah ‘gagal’, yaitu saat terjadi ketidak sesuaian antara usaha dan harapan. Namanya jatah pasti terbatas. Jadi ‘habiskan’ jatah (gagal) kita secepatnya, senyampang kita masih mampu menyiapkan rencana penggantinya. Dengan kata lain, jangan takut gagal karena kegagalan ada batasannya.

Dalam teori 10.000 jam yang ditulis Malcolm Gladwell dalam Outliers:The Story of Success dinyatakan bahwa kunci untuk bisa disebut sebagai ahli adalah ketika seseorang secara konsisten dan persistent menghabiskan 10.000 jam untuk berlatih hal yang sama.

Michael Jordan, seorang legenda basket NBA yang menjadi biliuner basket pertama dunia dalam berbagai kesempatan menceritakan tentang dirinya yang telah melewatkan lebih dari 9000 tembakan dalam karirnya dan kehilangan hampir 300 pertandingan. 26 kali diberi bola untuk melakukan tembakan kemenangan (game winning shot) tapi meleset. Dia telah merasakan gagal berulang kali dan itu sebabnya kenapa dia berhasil saat ini.

Bila mengikuti teori 10.000 jam maka butuh waktu kurang lebih 5 tahun dengan asumsi setiap hari melakukan latihan secara 5 jam untuk kita bisa menjadi ahli dalam satu bidang. Tentu selama itu terjadi trial and error berkali-kali seperti Michael Jordan tadi. Tapi selama kita tetap fokus berlatih maka setiap kegagalan akan berubah menjadi pelajaran.

NF

Bagi orang yang teguh pada tujuan, kegagalan hanya cara Tuhan mengingatkan bahwa dia harus lebih detil pada persiapan dengan mengantisipasi beberapa kemungkinan. The devil is in the detail. Satu-satunya yang bisa membuat kita sampai pada tujuan, ya latihan. Practices make perfect. Semakin lama kita berlatih semakin sempurna hasil yang diraih.

Definisi kegagalan tergantung dari perspektif masing-masing. Ada yang menganggap kegagalan hanya berlangsung sementara namun ada yang menjadikannya akhir dari segalanya. Gagal yang baik adalah kegagalan yang membuat kita lebih baik. Kegagalan yang membunuh adalah saat kita berhenti saat itu, entah karena kecewa atau jenuh.

Pejuang yang tangguh tidak akan menyerah pada kegagalannya. Mungkin dia akan berhenti sebentar, tapi untuk belajar, menyusun strategi, sebelum akhirnya masuk medan perang lagi. Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Tembok yang tinggi dibangun bukan untuk menghentikan kita, tapi untuk melihat siapa saja yang benar-benar ingin berjuang meraih cita-citanya 🙂

ditulis oleh

NF

orang yang sedang belajar menulis bebas dengan modal senang berbagi. Berharap semoga blog ini bisa jadi sarana cerita,berita dan berbagi ilmu baik tentang hukum, komunikasi, parenting, motherhood dan semua yang penting untuk dibagi :)