Stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang muncul di Yunani kuno sekitar abad ke-3 SM, didirikan oleh Zeno dari Citium di Athena (334–262 SM). Zeno menekankan bahwa kebajikan adalah satu-satunya hal yang diperlukan untuk hidup baik.
2024
BERUBAH
Pernah nggak merasa hidup berada di fase yang sangat nyaman? Semuanya seperti ada di tempat seharusnya. Kalaupun punya rencana besar tinggal jalan yang sudah ada ini dan berdoa semoga rencana besar itu tercapai secepatnya. Semudah itu hidup, sehingga dalam setiap sholatpun kita merasa bahwa ini sarana untuk mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah diberikan. Slow living, slow thinking.. Biasanya ini adalah keniscayaan manakala kita merasa sudah mendapatkan apa yang …
Re-setting Many Things
Hai.. apa kabar? 🙂 sudah lamaaa banget nggak nulis disini. Bukan, bukan karena nggak ada waktu (katanya kan kalau memang diprioritaskan pasti akan disempat-sempatkan), tapi beberapa waktu ini memang fokusnya nggak di blog ini Maaf ya.. :’) Banyak yang terjadi dan berubah beberapa waktu belakangan dan membuat saya sadar ternyata kita tidak pernah benar-benar berada di zona nyaman. Kita hanya tutup mata dan berakting seolah baik-baik aja, padahal semua hal …
Dia (Tidak) Mencintaimu!
Tidak ada teori pasti untuk menjelaskan pengkhianatan. Atau setidaknya jangan menormalisasi kecurangan. Jangan terlalu menolerir ‘kejahatan’, terutama kalau jadi korbannya. Karena saat itu, kita juga punya kesempatan yang sama untuk melakukannya. Ini murni tentang pilihan.
Emosi vs Logika
Kecerdasan pikir tentu berbeda dengan kecerdasan emosi. Itu sebabnya ada orang yang sangat pintar tapi mudah sekali tersulut emosi. Demikian juga sebaliknya. Yang harus dipahami, kecerdasan ini tidak mutlak, akan naik turun menyesuaikan situasi dan kondsi yang dihadapi, Ada orang yang EQ nya tinggi tiba-tiba tersulut emosi, dan pasti ada juga saat dimana orang dengan kecerdasan intelektual yang tinggi melakukan perbuatan ‘bodoh’ karena emosi.
Agak Laen yang Bukan Main
Jalan cerita Agak Laen sudah banyak dibahas: 4 kawan yang mengelola rumah hantu harus berjuang supaya rumah hantunya nggak ditutup karena bangkrut. Setelah tempatnya direnovasi supaya lebih serem ternyata ada pengunjung yang tewas gara-gara kambuh sakit jantungnya setelah ditakut-takuti. Kepanikan masing-masing atas perstiwa ini membuat mereka berpikir pendek: mengubur jenazah di dalam rumah hantunya, bukannya lapor polisi. Nah setelah kejadian itu, rumah hantu mereka justru beneran berhantu.
Dawai Effect dalam Pemilu 2024
etiap ada video orang tampak ‘terdholimi’ netizen langsung merasa ini adalah panggilan untuk penyelamatan seperti Damkar ditelpon warga.
Koment-repost-maki2 ‘tersangka’ walaupun belum jelas masalahnya adalah jalan ninja netizen untuk membela yang lemah. Padahal sebenarnya justru kita yang lemah karena gampang terbawa rasa. Kita akan sering jadi target ‘provokasi’ dengan berbagai cara. Intinya mereka ingin kita jatuh hati dan bereaksi, salah satunya dengan memanfaatkan Dawai Effect ini.
Anomali ‘Triple K’
Seharusnya anggota dewan selain sebagai penjaga demokrasi juga sebagai agent of change kita di masa depan. Kita yang harus bijak memilih. Pilih dengan hati dan pilih dengan hati-hati. Sudah saatnya kita memilih wakil berdasarkan kemampuan dan program mereka.
Kalau kita apatis terhadap program yang ditawarkan maka jangan protes kalau yang duduk di parlemen tidak bertindak sebagai wakil yang diharapkan.
Boleh Kampanye atau Nggak Nih?
untuk menghindari konflik kepentingan apabila terjadi pelanggaran Pemilu suatu saat nanti, idealnya Bawaslu juga dijaga independensinya untuk menjaga netralitas sebagai pengawas mengingat perannya juga penting dalam penyelenggaraan Pemilu sebagaimana KPU.
Pemilu Tinggal Sebulan Lagi..
Menurut saya, pemilu 2024 ini lebih menarik daripada yang 2019 lho. Mungkin karena nuansa dikotomi yang terlalu terasa. Tahun ini ada 3 paslon yang maju. Tapi entah kalau ternyata nanti harus 2 putaran..
Wabi Sabi
Wabi Sabi merupakan konsep yang dalam dalam budaya Jepang, yang menekankan keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kefanaan. Filosofi ini mendorong orang untuk melihat keindahan dalam hal-hal yang sederhana, tidak sempurna, dan terkadang bahkan rusak. Wabi Sabi mengajarkan supaya kita menerima siklus alamiah kehidupan, menghargai usia, dan menyadari keberadaan kita sebagai bagian dari alam semesta yang lebih besar. Wabi sabi mengingatkan kita untuk menikmati setiap fase dalam hidup kita. Good day or bad day, it just a day. The only difference is in us: how we react to it.